Asma dapat menyerang siapa saja, bagus si kecil-si kecil maupun orang dewasa dengan derajat penyakit ringan hingga berat, pun mematikan. Sebagian besar orang yang mengalami asma memang lazimnya mengalami serangan asma pertama kali ketika masa kanak-kanak. Padahal demikian, bukan tidak mungkin asma dapat muncul pertama kali ketika dewasa. Gejala yang muncul dan didiagnosis di atas umur 20 tahun disebut sebagai asma onset dewasa (adult-onset asthma).
Asma yakni penyakit peradangan kronis saluran nafas. Penyakit ini menyebabkan pembengkakan dan peradangan jaringan di saluran nafas, produksi dahak berlebih, dan penyempitan saluran nafas. Gejala yang tak jarang muncul pada asma yakni sesak nafas, mengi (bunyi seperti “ngik-ngik” ketika bernafas), dada terasa berat, dan batuk-batuk terpenting malam dan/atau dini hari. Bagus asma yang muncul ketika umur si kecil-si kecil maupun dewasa memiliki gejala yang sama.
Elemen pemicu asma pada orang dewasa
Asma yang terjadi pada masa kanak-kanak maupun dewasa dapat dipicu oleh alergi. Selain riwayat alergi, asma onset dewasa dapat disebabkan oleh terhirupnya zat iritan dari lingkungan rumah, daerah kerja, atau lingkungan sekitar.
Sebagian unsur yang menyebabkan orang dewasa mengalami asma antara lain:
1. Obesitas
Kegemukan dan obesitas yakni unsur risiko terjadinya asma onset dewasa pada pria maupun wanita, meningkatkan risiko terjadinya asma hingga 50 persen. Hubungan antara obesitas dan asma sangatlah kompleks, dan sebagian teori dikaitkan dengan kejadian ini. Salah https://tiendasdeconveniencia.org/ satunya yakni adanya peningkatan adipokin seperti leptin di jaringan lemak dalam.
2. Tipe kelamin dan hormon
Setelah mengalami pubertas, wanita lebih gampang mengalami asma dibandingi pria. Wanita yang sedang terapi hormonal estrogen juga memiliki risiko lebih tinggi. Selain itu, wanita hamil juga berisiko karena hormon estrogen berperan kepada munculnya asma. Risiko terjadinya asma pada wanita menurun setelah menopause, kecuali pada wanita yang menjalani terapi hormon postmenopause.
3. Stres
Stres meningkatkan risiko terjadinya asma hingga 3 kali lebih besar. Sebagian momen seperti adanya anggota keluarga yang sakit, situasi sulit pada pernikahan, perselisihan dengan rekan kerja atau bos, atau bermacam-macam kejadian tidak menyenangkan di masa lampau dapat memicu timbulnya asma. Stres dapat menyebabkan gangguan psikis, imunologis, dan metode endokrin yang dapat berkontribusi menyebabkan asma.
4. Rinitis, sinusitis, dan infeksi saluran nafas
Rinitis dan sinusitis tak jarang dikaitkan dengan asma, bagus pada orang dewasa maupun si kecil-si kecil. Rinitis, bagus yang alergi maupun non alergi, yakni unsur risiko asma onset dewasa. Sinusitis kronis lebih tak jarang ditemukan pada asma onset dewasa dibandingi onset si kecil-si kecil.
Salah satu penyebab tak jarang rinitis dan sinusitis yakni infeksi saluran pernapasan. Infeksi saluran pernapasan berulang yakni risiko terjadinya asma onset dewasa. Risiko akan semakin besar dengan adanya riwayat rinitis alergi, dermatitis atopi, atau riwayat alergi pada keluarga
5. Paparan zat iritan
Perokok aktif maupun pasif meningkatkan risiko terjadinya asma, terpenting pada orang yang memiliki riwayat rinitis alergi. Mengisap dapat memperparah serangan pada penderita asma. Selain itu, zat iritan lain seperti polusi udara, debu, jamur, dan parfum dapat memicu asma.
6. Penyakit refluks lambung esofagus
Penyakit refluks lambung esofagus atau gastroesophageal reflux disease (GERD) yakni suatu gangguan kesehatan yang terjadi imbas naiknya asam lambung ke esofagus (kerongkongan). Kondisi ini ditandai dengan keluhan nyeri ulu hati dan rasa terbakar di dada.
Hubungan antara GERD dan asma dapat terjadi imbas:
* Naiknya asam lambung ke ujung kerongkongan menyebabkan stimulus syaraf yang mengakibatkan penyempitan saluran nafas sehingga terjadi serangan asma.
* Paparan lantas asam lambung ke trakea, brokus, dan paru imbas aspirasi dapat menyebabkan penyempitan saluran nafas.